Selasa, 01 Juni 2010

BBLR

BAB 1

BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

DEFINISI

1. BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)

2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah Bayi yang lahir berat badannya kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan

3. Kriteria bayi berat badan lahir rendah (BBLR), menurut dr. Keumala Pringgardani, SpA, adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.

4. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004)

5. BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.

(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376)

6. BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gr

(Farrer, Hellen, 1999)

7. BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram

(Sarwono Prawrohardjo, 2002)

ETIOLOGI

1. Fx Ibu

- penyakit (DM, anemia defisiensi besi, toksemia gravidarum)

- usia ibu (<20>

- sosek

- sebab lain (alkohol, merokok, narkotik)

2. Fx Janin

kelainan kromosom, kehamilan kembar

3. Fx Lingkungan

radiasi, zat-zat racun

4. Stress

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (IDAI,2004)).

(1) Faktor ibu

a. Penyakit

Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain

b. Komplikasi pada kehamilan.

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.

c. Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia

d. Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.

(2) Faktor Janin

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun (4,7).

Menurut Manuaba (1998)

1. Faktor ibu

a. Gizi saat hamil yang kurang

b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

2. Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidramnion

b. Hamil ganda

c. Perdarahan antepartum

d. Komplikasi hamil : pre-eklamsi atau eklamsi, ketuban pecah

3. Faktor janin

a. Cacat bawaan

b. Infeksi dalam rahim

4. ­Faktor yang masih belum diketahui

(IBG, Manuaba, 1998 : 326)

EPIDEMILOGI

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (4). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (1,2). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (2,3).

KLASIFIKASI BBLR

1. Menurut harapan hidupnya :

a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram

b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <>

c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000>

(Sarwono, 2002 : 376)

2. Menurut masa gestasinya :

a. Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK)

b. Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

MANIFESTASI KLINIS

1. Fisik

bayi kecil, pergerakkan kurang dan lemah, BB <2500>

Kulit dan Kelamin

kulit tipis, transparan, genitalia belum sempurna

Lingkaran lengan atas bayi kurang dari 9 cm. (diukur pada pertengahan lengan atas).
Tubuhnya kurang berisi, ototnya lembek dan kulitnya mungkin keriput atau tipis.
Mudah tersedak.

2. Syaraf

reflek menghisap, menelan buruk

reflek batuk belum sempurna

3. Muskuloskeletal

otot hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi

4. Sistem Pernapasan

nafas belum teratur, apnea, frekuensi napas bervariasi

Sebelum bayi lahir

- Pada anamnese sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati

- Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

- Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut

- Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya

- Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum

Setelah bayi lahir

- Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin

- Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu

- Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine

- Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya

(Rustam Mochtar, 1998 : 449)

TANDA DAN GEJALA BBLR (Khaidir,2010)
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
4. Rambut lunugo masih banyak.
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrutom, pigmentasi dan rugue pada skorutom kurang (pada bayi laki-laki).
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
11. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang.
12. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):

1. *Umur ibu

2. *Riwayat hari pertama haid terakir

3. *Riwayat persalinan sebelumnya

4. *Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

5. *Kenaikan berat badan selama hamil

6. *Aktivitas

7. *Penyakit yang diderita selama hamil

8. *Obat-obatan yang diminum selama hamil

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain (8):

1. *Hipotermia

2. *Hipoglikemia

3. *Gangguan cairan dan elektrolit

4. *Hiperbilirubinemia

5. *Sindroma gawat nafas

6. *Paten duktus arteriosus

7. *Infeksi

8. *Perdarahan intraventrikuler

9. *Apnea of Prematurity

10. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain (3,8):

1. *Gangguan perkembangan

2. *Gangguan pertumbuhan

3. *Gangguan penglihatan (Retinopati)

4. *Gangguan pendengaran

5. *Penyakit paru kronis

6. *Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

7. *Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

PENATALAKSANAAN

Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merawat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

1. Jagalah bayi agar tubuhnya tetap hangat sampai bayi menjadi lebih kuat dan berat badan menjadi normal.

2. Rawat tali pusat dengan bersih dan teratur, pakailah kain kasa (perban) yang dibubuhi alkohol 70% dang anti setiap hari.

3. Berikan ASI atau susu setelah lahir setiap hari dan usahakan sesering mungkin dalam porsi kecil sesuai kemampuan bayi.

4. Jauhkan bayi dari orang sakit, sebaiknya ibu memakai kain penutup pada hidung dan mulut pada waktu menyusui bayi.